Isnin, 6 Mei 2013
Datangnya Pertolongan Allah Saat Kita Sangat Memerlukannya
Berita gembira tentang kemenangan Islam yang meyakinkan kita bahawa hari esok adalah milik agama ini, tidak hanya terbatas kepada teks-teks Al-Quran dan hadis-hadis mutawatir sahaja. Kita juga menemukan fakta-fakta sejarah dan kejadian-kejadian masa lampau yang makin menambah keyakinan dan harapan kita akan masa depan Islam yang cerah, meskipun pada saat ini kita sedang berhadapan dengan pelbagai macam rintangan dan halangan yang sebahagiannya ditebarkan oleh musuh-musuh Islam dari dalam dan luar negeri.
Pertolongan Allah Subha Nahu Wa Ta’ala datang ketika manusia sangat-sangat memerlukan pertolongan tersebut, ketika mereka merasa kehabisan segala daya upaya mereka dan hanya mengharapkan pertolongan Allah Subha Nahu Wa Ta’ala semata.
Ketika itu, mereka mengadukan segala nasib mereka dengan sepenuh hati dan kerendahan diri. Saat itulah Allah Subha Nahu Wa Ta’ala mengabulkan doa mereka. Ketika itu, mereka mengadukan segala nasib mereka dengan sepenuh hati dan kerendahan diri. Saat itulah Allah Subha Nahu Wa Ta’ala mengabulkan doa mereka.
Kita menyaksikan hal tersebut di dalam sejarah hijrah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Beliau berlindung di dalam gua, bersembunyi di dalamnya bersama para sahabatnya Abu Bakar r.a. Kaum musyrikin terus mencari mereka berdua hingga sampai ke mulut gua tersebut. Saat itu, Abu Bakar berbisik kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, “Wahai Rasulullah, kalaulah salah seorang daripada mereka melihat ke bawah kaki mereka, nescaya mereka akan melihat kita!” Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda;
“Wahai Abu Bakar, bagaimana pendapatmu kalau kita berdua, sedang yang ketiga adalah Allah Subha Nahu Wa Ta’ala?”
Al-Quran mengisahkan bagaimana Allah Subha Nahu Wa Ta’ala menolong Rasul-Nya pada hari itu, dan dengan apa Allah Subha Nahu Wa Ta’ala menolongnya. Allah Subha Nahu Wa Ta’ala berfirman;
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (iaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang daripada dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, “Jangan kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentera yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [At-Taubah: 40]
Kita menyaksikan pertolongan yang sama dalam perang Badar. Saat itu, kaum Muslim dalam jumlah yang jauh lebih sedikit daripada kaum musyrik (kurang darripada sepertiga mereka), lebih sedikit kelengkapannya (kaum Muslim mempunyai dua kuda, sedang kaum musyrik mempunyai seratus kuda), dan lebih sedikit latihan dan persiapan mental mereka untuk terjun ke dalam medan perang, kerana mereka pada asalnya keluar untuk menahan rombongan pedagang, bukan untuk berhadapan dengan pasukan perang yang lengkap bersenjata. Tentang hal tersebut, Al-Quran menceritakan;
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi daripada rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebahagian daripada orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahawa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).” [Al-Anfaal: 5-6]
Meskipun demikian, pertolongan Allah Subha Nahu Wa Ta’ala terhadap kaum Mukmin datang ketika mereka meminta pertolongan kepada Allah Subha Nahu Wa Ta’ala, dan Dia mengabulkannya.
“(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” [Al-Anfaal: 9]
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pada hari itu berdoa kepada Tuhannya dengan penuh harapan. “Ya Allah, kabulkanlah doa ku.
Ya Allah, jika pasukan ini hancur dikalahkan, nescaya Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini setelah hari ini.”
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam terus berdoa hingga selendangnya terjatuh dari pundaknya, hingga Abu Bakar r.a. berkata kepada baginda, “Demi Allah! Wahai Rasulullah, Allah pasti akan menolong, Allah pasti akan menolong dan mengabulkan doamu.”
Kekuasaan Allah Subha Nahu Wa Ta’ala semata-matalah yang mengatur pertempuran itu dari atas tujuh lapis langit. Dialah yang mengatur dan memilih tempat dan waktunya.
“Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu. Akan tetapi, (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, iaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Anfaal: 42]
Kekuasaan Allah Subha Nahu Wa Ta’alalah yang berada di belakang tangan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam ketika baginda melemparkan segenggam debu ke muka kaum musyrik, dan kekuasaan Allah Subha Nahu Wa Ta’ala pula yang berada di belakang tangan kaum Mukmin ketika mereka memerangi kaum musyrik. Allah Subha Nahu Wa Ta’ala berfirman;
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melontar ketika kamu melontar, tetapi Allahlah yang melontar…” [Al-Anfaa: 17]
Di sini, Allah Subha Nahu Wa Ta’ala memberikan anugerah kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan kaum Mukmin dengan memberikan pertolongan kepada mereka dalam perang Badar. Allah Subha Nahu Wa Ta’ala berfirman;
“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu (ketika itu) adalah orang-orang yang lemah. Kerana itu, bertakwalah kepada Allah supaya kamu mensyukuri-Nya.” [Ali Imran: 123]
kredit: halaqahmuntijah
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan